modal dikit dapat banyak

mau membaca mengahasilkan uang

readbud - get paid to read and rate articles

Selasa, 06 Mei 2008

Ibu Irit Makan, Anak Gizi Buruk

oleh: siswono
Ibu Irit Makan, Anak Gizi Buruk
Gizi.net - Penulis : Abimanyu

Erliwati menggendong anaknya Fitri berusia 6 bulan dan berat badan 3,5 kg yang kekurangan gizi. Berat badannya terus menurun. Kini Fitri dirawat di RS Fatmawati, Jakarta, Jumat (25/4).

aya terpaksa berpuasa beberapa hari dalam seminggu karena kondisi ekonomi keluarga. Padahal Fitri masih harus mendapatkan ASI dari saya," tutur Erliwati sambil menenangkan bayinya yang terus menangis dan memberontak menolak susu yang diberikan.

Erliwati adalah salah satu ibu yang anaknya menderita gizi buruk. Mereka miskin materi. Memenuhi kebutuhan dasar saja tidak bisa, apalagi membeli susu untuk si kecil. Karena itu pula Fitri yang berusia enam bulan hanya menerima ASI seadanya, tanpa cukup gizi, karena sang ibu sering berpuasa. "Saya tahu anak saya menjadi seperti ini karena saya terlalu sering berpuasa," aku wanita bertubuh kurus ini.

Erliwati, yang terus mencoba menenangkan anaknya yang memiliki berat 3,5 kilogram (kg), sadar betul kalau selama ini dia tidak pernah menikmati makanan bergizi. "Saya tahu saya tidak memberikan gizi yang cukup bagi Fitri. Itu karena pendapatan suami saya tidak pernah cukup untuk membeli makan bergizi, apalagi membeli susu," tandas Erliwati.

Ditemui di lantai tiga ruang perawatan anak RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (25/4), Erliwati menuturkan, suaminya hanya buruh di sebuah perusahaan konveksi kecil-kecilan. "Pendapatannya pun tidak jelas. Jadi kami harus berhemat. Boro-boro mau makan daging, untuk makan biasa saja sudah sangat sulit," ujar wanita yang tinggal di Jalan Ulujami Raya, Gang Batako, No 71 RT 08/01 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan ini.

Saat dilahirkan, berat Fitri empat setengah kilogram. Bobot buah hati pasangan asli Padang, Sumatera Barat ini, kemudian menyusut dalam kurun waktu dua bulan terakhir. "Saya bingung juga, Fitri mau diberi makan apa. Itu sebabnya berat badan Fitri terus menerus menurun," tambah Erliwati.

Erliwati yang terus menerus menyuapi anak keduanya itu dengan susu terlihat sedih. Dirinya pun tidak dapat menahan isak tangis saat memperhatikan tubuh buah hatinya semakin mengecil. Tubuh Fitri terlihat tidak berdaya. Bayi kecil yang memiliki rambut cukup tebal itu terus meronta menolak susu yang diberikan oleh ibunya. Tubuh Fitri terlihat semakin ringkih ketika ia mengangkat lengannya yang hanya terbalutkan kulit tipis.

Erliwati mengaku sedih dengan kondisi kemiskinan yang dialami keluarganya. Mereka kesulitan mendapatkan perawatan rumah sakit untuk mengobati Fitri. Sebelum dirawat di RS Fatmawati, Erliwati pernah membawa anaknya itu ke RS Kartini di Ulujami, Jakarta Selatan. Karena tak ada dokter, Fitri kemudian dibawa ke RS Muhammadiyah.

Melihat kondisi yang tidak kunjung membaik, kedua orang tuanya membawa Fitri ke RS Fatmawati.

"Saya tidak mampu bayar tagihan perawatan Fitri. Untuk bayar perawatan di RS Muhammadiyah saja saya sudah utang pada tetangga sebesar Rp 100.000. Karena tidak ada keringanan di sana, kami mencari rumah sakit lainnya yang dapat memberikan keringanan," tandas Erliwati.

Suaminya juga hanya mendapatkan kompensasi biaya kesehatan anaknya dari pemilik konveksi sebesar Rp 50.000. "Itu sebabnya kami harus meminjam di tetangga untuk menutupi kekurangan biaya rumah sakit sebelumnya," jelas wanita berkulit putih ini lemas.

Fitri kini menjadi salah satu pasien yang memenuhi daftar pasien gizi buruk lainnya di Jakarta Selatan. Berdasarkan data RS Fatmawati, jumlah penderita gizi buruk tahun ini sudah mencapai enam orang. Satu orang lainnya adalah penderita kurang gizi. [MAR/L-8]

Sumber: http://www.suarapembaruan.com

Tidak ada komentar:

sponsor

sponsor